Just It
Story of my simple life
Senin, Februari 21, 2022
Cobain:
Rabu, Juli 14, 2021
Pandemi
Sudah 1 tahun lebih pandemi Covid-19 melanda dunia, tidak hanya Indonesia namun seluruh dunia merasakan kejamnya pandemi ini.
Saat ini, di Indonesia memasuki gelombang kedua Covid-19 dengan didominasi oleh varian virus corona yang lebih mudah menular, yaitu varian delta yang hanya dengan berpapasan saja maka virus itu berkesempatan hinggap di tubuh manusia lain. Entah sampai kapan pandemi ini berakhir. Hidup bebas tanpa menggunakan masker, berpergian ke sana ke mari tanpa takut akan membawa virus, bebas bertemu dengan keluarga, sahabat, teman maupun kerabat tanpa takut untuk berdekatan maupun berpegang tangan.
Tanpa sadar akupun rindu tahun 2019, tahun-tahun terakhir aku melewati masa perkuliahanku. Semoga pandemi cepat berakhir.
Minggu, November 08, 2020
Day 3: a memory
Lebih dari separuh usiaku kuhabiskan di pinggir ibukota. Hanya beberapa orang yang tahu kalau aku lahir dan pernah tinggal di salah satu kota kecil di Jawa Tengah, Kota Pemalang. Tidak banyak orang yang tahu akan keberadaan kota Pemalang.
Sebagian masa kecilku kuhabiskan di sana. Sampai sekarang aku masih ingat bermain masak-masakan tapi menggunakan tanah. Iya, tanah liat yang bisa aku gali di sekitaran rumah. Dengan imajinasiku, tanah yang kuambil kemudian aku tambahkan irisan dedaunan dan air sehingga menjadi adonan yang kental. Setelah menjadi adonan aku mulai mencetak dengan kusendok adonan dan aku letakan di tanah yang terkena matahari. Tunggu hingga adonan menjadi agak kering, maka tadaaaaa bakwan tanah liat pun jadi.
Bermain masak-masakan menggunakan tanah inilah yang menjadi salah satu kenangan manis yang aku miliki.
Day 2: Things makes you happy
Actually, it's not day 2, karena aku baru posting sekarang seharusnya tanggal 23 September 😆😆😆
Realita yang aku dapatkan jauh lebih baik dari ekspektasiku. Saat itulah, aku merasa beruntung. Perasaan beruntung itu membuat aku bahagia, baik hal kecil maupun besar. Contohnya, ketika aku tepat waktu sampai di stasiun dan mendapati kereta kosong sehingga aku bisa duduk, perasaan itu yang membuatku bahagia.
Realita diterima di kampusku pun salah satu hal yang membuat aku merasa beruntung. Kadang, pencapaian itu membuat aku semangat lagi. Dan mampu untuk menghadapi segala masalah yang aku hadapi.
Selasa, September 22, 2020
Day 1: Describe Your Personality
“Serius kamu anak terakhir? Bukan anak pertama? Kok bisa sih anak bontot tapi mandiri banget?”
Setiap aku cerita kalo aku 4 bersaudara dan aku anak terakhir, hampir semua orang engga nyangka. Alasannya hampir sama, semua bilang aku terlalu mandiri, karena mindset orang-orang anak bontot itu udah pasti manja dan kemana-mana engga bisa sendiri.
Menurutku, kemandirian itu mungkin muncul karena beberapa faktor, salah satunya dorongan dari keluarga. Keluargaku sudah membiasakan aku mandiri sejak dini. Masih melekat di ingatan waktu aku mulai belajar di TK. Ibuku hanya mengantarkan aku ke sekolah sampai hari ketiga, hari-hari berikutnya aku berangkat dan pulang sendiri atau kadang bersama teman yang lain. Berbeda dengan temanku yang lain yang sampai ditemani di TK hingga sekolah usai.
Jadi mandiri dan terbiasa kemana-mana sendiri juga buat aku ada nilai plusnya, ngga melulu harus ada yang nemenin baru mulai sesuatu, atau akan ada rasa malas kalo sendirian. Aku jadi pribadi yang lebih berani ketika harus ke tempat baru atau berada di situasi yang baru meskipun aku sendiri. Aku dituntut harus cari tau apa-apa sendiri sebelum aku nanya ke orang terdekatku.
30 Days Writing Challenge
Sudah cukup lama aku berkeinginan untuk sekedar nulis keseharian yang aku alami seperti buku diary gitu. Tapi, entah kenapa selalu belum menyempatkan diri untuk mulai. Kebetulan banget kemarin aku lihat salah satu tweet Kak Tirta posting tentang 30 days writing challenge. Aku pun ke-trigger untuk mulai ikutan challenge itu.
So, here we go! Challenge accepted!